Langsung ke konten utama

Postingan

I and My Adventures

Random Captured Berlatar belakang beberapa pegunungan yang saya datangi. Ini adalah kaledioskop tiga bulan terakhir di tahun 2014, barangkali saya temukan slot memori kosong dalam petualangan ini dan medatang kelak tanpa melupakan menawannya barisan pantai dan senja jingganya.

The Amazing of Sikunir Hill

Bukit Sikunir, Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kbupaten Wonosobo Malam memang selalu punya cerita dibalik pelukan dinginnya, terlalu dalam untuk direnungi, terlalu sayang untuk dilewati,terlalu sadis untuk diratapi, malam tetaplah malam namun tak selalu kelam

SUNSET HUNTER

Bicara tentang pasir dipantai atau ombak dilaut, menarik memang, tetapi tidak ada yang melebihi khidmadnya menyaksikan matahari terbenam, semuanya terasa amat sepi merasuk hingga relung jiwa, mengabaikan angin yang berhembus menyeka pipi, tapi sayangnya aku hanya diberi beberapa jengkal waktu untuk menikmati suasana seperti ini. Pantai Depok, Yogyakarta

Semesta Berseri

Entah apa yang aku pikirkan dengan semesta ingin kita bersatu, saat bersama denganmu, alam selalu menyajikan keindahannya yang terkadang jarang ku temui saat bersama orang lain, bahkan tidak pernah. Namun semua itu terbentur dengan sebuah paradigma dan idealisme yang kamu pertahankan. Bukan meyerah atau pasrah, bukan enggan atau takut memulai, tapi semua ini tentang sebuah rasa.

Lilin Putih

Belajar dari filosofi lilin, yang rela terbakar untuk menerangi dalam gelap. Dalam kehidupan ini, perbuatan baik janganlah disertai dengan rasa pamrih. Selalu ingatlah bahwa dalam melakukan aktifitas untuk mencari ridha ALLAH SWT, maka niscaya akan diberi kemudahan dalam menjalaninya.

MENCOBA POSTING FOTO

Merupakan lentera pada malam hari di masa dahulu sampai sekarang (ketika listrik padam) dirumah saya. Walau harga minyak tanah melambung, Walau mengeluarkan asap hitam. Akan tetap kami gunakan, karena sangat bermanfaat.

Sang Penyair

        Aku akan bahagia karena aku adalah seorang penyair. Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasa kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai seoarang yang gila, padahal dia orang yang cerdas. Berperan sebagai pemberani, padahal ia pengecut. Berperan bahagia, padahal ia...menderita. Ia juga bisa berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta di hati untuk kebahagiaan yang lain.       Dia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dari gelasmu, menyanyikan irama laguku, tetapi dari kenyaringan suaramu. Dikutip dari novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi Al Manfaluthi