Langsung ke konten utama

Sepenggal Kisah Perjalanan

sepenggal-kisah-perjalanan

Indonesia memiliki banyak pegunungan yang sangat eksotis dan dapat menjadi rekomendasi tujuan bagi mereka yang menyukai kegiatan kegiatan olahraga luar ruangan ini. Tersebar dari Sabang sampai Merauke, tak ayal jika negara Indonesia ini mendapat julukan negara Ring of Fire. Olahraga pendakian gunung ini memerlukan persiapan fisik dan mental yang mumpuni serta peralatan khusus selama perjalanan mendaki.

Gunung Lawu merupakan salah satu gunung yang berada di pulau Jawa lebih tepatnya terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Puncak dari gunung Lawu terdapat tiga puncak, yaitu; puncak Hargo Dalem, puncak Hargo Dumiling dan puncak yang tertingi yaitu puncak Hargo Dumilah.

Saya tak mau ketinggalan untuk dapat mendaki gunung tersebut. Saya bersama teman berangkat dari Yoyakarta adapula yang berangkat dari rumah Temanggung dan memutuskan untuk bertemu di basecamp Cemoro Sewu, basecamp gunung lawu yang terletak di wilayah perbatasan kabupaten Magetan dan kabupaten Karanganyar. Berikut saya rangkum log perjalanan selama di gunung Lawu ini, simak sampai selesai ya.

Log perjalanan Gunung Lawu


25-26 Oktober 2014

Friday, Day 1, 25 October 2014 at 09.00pm
Saya dan teman saya Septian registrasi di pos registrasi
gunung lawu via Cemoro Sewu, perjalanan dimulai
dengan trek yang berbatu, ditata rapi, dikanan-kiri
sudah ada beberapa tenda yang didirikan nampak pengunjung
yang camping ceria saja sepertinya, saya dan teman
saya melangkah penuh semangat, oh iya bertemu satu teman
mendaki dijalan yang berbaik hati memberi rute jalan
sampai di basecamp cemoro sewu, ok next story begin...

09.33 pm
Pemberhentian kedua setelah 40 menit perjalanan
dari pos registrasi, suasana ramai, tubuh hangat,
perut kekenyangan waktu makan agak sudu'en jadinya,
ponsel airplane mode, batre 54%, tidak ada sinyal

09.59 pm
Sampai pos 1,ramai sekali, ada warung siomay,
warung kopi, ramai pendaki yang beristirahat,
pepohonan besar dominan, kondisi batrai 52%,
ada pendaki ikhwat pakai rok cuy, masih tidak ada
sinyal, airplane mode

10.47 pm
Batrai 49%, pemberhentian ketiga, banyak bintang
langitnya, jalanan menanjak bertangga berbatu, ada
bonus beberapa landai, lainnya menanjak, mulai ngantuk,
pos 2 belum terlihat,

11.47 pm
Perhentian ke empat, masih berbatu, terjal, ada
bonus landai, puncak sudah terlihat, tumbuhan pinus
jarang, dan rerumputan, langitnya berbintang semakin
 banyak, batrai 46%

11.26 pm
Pemberhentian ke sekian, makan buah peer, karena lapar
melanda, jalanan berbatu, ada camping ground cukup 2
 tenda, tumbuhan rindang, pepohonan pinus, batrai 45%,
airplane mode

12.10 am
Pemberhentian kesekian kali, jalanan tanjakan terjal
dan berbatu, curam dan tajam, so hard, bisa lihat pemandangan
lampu kota, batrai 40%, belum terlihat pos keberapa,
puncak semakin dekat, mungkin, dengan sisa tenaga

12.51 am
semakin dingin cuacanya dan angin semakin kencang, sisi
kanan kiri sudah mulai tumbuh rerumputan, sesekali
tumbuhan besar namun jarang, batrai 35%,
blas tidak melihat pos atau malah sudah terlewat,
entahlah..

02.42 am
Prmberhentian di atas pos 2, masih buta berapa jauh
lagi pos 3, jalanan berbatu terjal menanjak,
tetumbuhan variatif, ilalang dan tumbuhan berdaun
lancip,  batrai 15%

02.57 am
Sisa sisa tenaga, pemberhentian kesekian kalinya,
gunung memang jujur,
ketika break bilang break, lanjut bilang lanjut,
capek pun pinggir jalan bisa tidur, batrai 15%

03.20 am
Rute semakin terjal setelah berannjak dari pos 3,
tanjakan nya curam, aku tertinggal dengan septian,
entah masih dibawah atau sudah duluan, kuat kuat.
Batrai 13%

03.49 am
Berhenti agak lama krn terpisah dengan septian

Kami bertemu dengan pendaki sesama dari temanggung
di pos 5 tanggal 25 Oktober, disekitar warung
legenda di gunung Lawu, warung mbok Yem, sekitar
pukul 07.00, istirahat agak lama, kemudian melanjutkan
perjalanan ke puncak Hargo Dumillah, sekitar pukul 12.00
lebih, foto2, kemudian mendirikan tenda untuk
melepas lelah...

Ada Rasa Takjub Tak Terkira Berada di Puncak Gunung Lawu

sepenggal kisah perjalanan
Bunga Edelwise di Puncak Hargo Dumillah



04:04PM
masih dipuncak Gunung Lawu, menikmati panasnya matahari
dan hembusan angin dingin gunung, menyaksikan burung
yang tak tahu apa namanya bernari2 diranting pohon
yang biasa tumbuh di puncak gunung, masih banyak
pengunjung yang berdatangan, batrai 79%

Saturday ,Day 2, oct 26, 2014 at 07:18 am
Turun dari puncak lawu Hargo Dumillah, rute beda dari
 keberangkatan, jalanan berbatu curam, kemudian masuk
semacam kebun bunga adelwise, pemberhentian pertama,
 batrai 69%

08:25 am
Pemberhentian, copot jaket krn gerah, rute berbatu dan
berpasir, pemandangan yang menawan dari ketinggian
entah berapa ini, jalannya banyak bercabang, belum
ada sinyal, batrai 66%

08:44 am
Pos 3, lumayan terjal namun berpasir, rute seperti
sungai kering, lereng2 sebadan, masih enggan beranjak,
batrai 64%

09:05 am
Break, septian kelelahan, mulai hutan bertumbuhan
besar, angin bertiup kencang dipepohonan, terpisah
dari dua rombongan lainnya, batrai 63%

sepenggal kisah perjalanan



09:45 am
Berhenti sejenak, nglurusin kaki, masih belum ketemu
sama dua rombongan yang lain, hutan pinus dan
cemara dominan, angin bertiup sangat kencang, dipos
bayangan, rute cemoro kandang, belum ada sinyal,
batrai 58%

10.47 am
Jalanan landai namun mengitari perbukitan, berdebu,
rute dari pos bayangan, batrai 56%

10:21 am
Pos 2, pemberhentian kesekian kalinya, tumbuhan
cemara dan pinus, masih tidak ada sinyal, batrai
55%

10:41 am
Berhenti di hutan cemara, jalanan berdebu tebal,
menanjak, batrai 54%


11:28 am
Berhenti di pos 1, capek mau nulis apa, batre 48%

11:53 am
turun dari pos satu,
pemberhentian kesekian kalinya, tumbuhan sudah
relatif beragam, jalan tanah padat dan liat,
batre 47%

12:45 am
Sampai di base camp dengan selamat, batrai 25%


End of Story

Komentar

Artikel Unggulan

Erosion Control Coconut Matting Using Natural Biodegradable Coir Geotextiles

Erosion control coconut matting - Coconut mats have very high tensile strength. It is able to absorb water and cover the soil surface very well. It is possible to promote new vegetation growth and prevent the topsoil from drying out. Coconut mats absorb solar radiation like natural soils as geosynthetic materials. It also provides support to good soil for up to 5 years. Coconut mat is sufficient for natural vegetation to grow and take over it. It can be relied upon to embankments on slopes with little vegetation or even no vegetation. Another application is for ski slope coatings used to reinforce the course water base. Degradation of coir is very slow underwater and also by microorganisms too. A coconut mat is a geotextile wich made from organic coconut coir. It is made from coconut coir which is processed by crushing with a coir crusher machine. After being cut into small pieces of coir, it is sieved using a coir sieving machine to produce separated coir fibers and coir powder. This...

Memahami Perbedaan Beras Biasa dan Organik

Makanan pokok di banyak budaya, hadir dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan karakteristiknya yang unik. Di antara pilihan yang tersedia, salah satu yang semakin mendapat perhatian adalah beras organik.  Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan beras biasa dan organik , mengeksplorasi faktor-faktor yang membedakannya dan menyoroti manfaat potensial dari memilih beras organik untuk kebutuhan diet Anda. Praktik Budidaya Salah satu perbedaan utama antara beras biasa dan beras organik terletak pada praktik penanamannya. Padi biasa sering ditanam menggunakan metode pertanian konvensional, yang mungkin melibatkan penggunaan pestisida sintetik, herbisida, dan pupuk kimia. Praktik-praktik ini, meskipun efisien, dapat meninggalkan residu pada butiran beras dan berdampak pada lingkungan. Di sisi lain, beras organik dibudidayakan mengikuti prinsip pertanian organik yang ketat. Ini berarti tidak ada bahan kimia sintetik yang digunakan selama proses budidaya. Sebaliknya, metode...

Lilin Putih

Belajar dari filosofi lilin, yang rela terbakar untuk menerangi dalam gelap. Dalam kehidupan ini, perbuatan baik janganlah disertai dengan rasa pamrih. Selalu ingatlah bahwa dalam melakukan aktifitas untuk mencari ridha ALLAH SWT, maka niscaya akan diberi kemudahan dalam menjalaninya.